![]() |
| Keseruan wisatawan lokal di pemandian |
Jum’at, 27 Mei 2016 pukul 10.00 PM, melalui aplikasi sosial
media Whatapps founder Kita Wisata Channel menawari saya untuk ikut mengunjungi
salah satu objek wisata di Boyolali sekaligus melakukan pengambilan gambar di
lokasi tersebut. Kebetulan rutinitas yang sudah sangat memusingkan antara
pekerjaan dan kuliah saya pun mengiyakan tawaran itu, hitung-hitung sekalian
refreshing biar nggak pusing.
Rencana kita berangkat Sabtu siang kumpul di Dalangan,
Tawangsari. Kebetulan juga sabtu pagi saya masaih ada kuliah jadi pas waktunya.
Sepulang dari kampus dengan motor butut langsung gas menuju Dalangan,
Tawangsari untuk melakukan persiapan terlebih dahulu. Tidak banyak yang dibawa,
cuma celada kolor dan beberapa camera buat recording video, tongsis nya lupa
nggak dibawa.
Rombongan dari Dalangan kita 4 (Empat) orang yaitu Mas
Acheng, Gendut, Kentus dan saya sendiri Arif dengan membawa 3 (Tiga) motor,
yang satu boncengan dan dua lainnya bawa motor sendiri-sendiri karena nantinya masih
jemput Novi di tempat kerjanya daerah Solo Baru.
Karena menjemput Novi otomatis jalur yang kita ambil lewat
dalam kota, tentunya masih nyari jalan alternatif biar nggak lama-lama banget
dijalan. Maklum Solo juga sekarang sudah mulai macet meski belum separah
Jakarta. Tiba di Solo Baru Novi pun sudah menunggu di luar kantornya, tanpa
nunggu lama kami ber 5 (Lima) melanjutkan perjalanan lewat jalur Baki kemundian
Kartasura.
![]() |
| Perempatan Pengging |
Niat mengambil jalur alternatif untuk menghindari kemacetan,
namun di Kartasura deket semacam pasar deket tugu lilin tetep aja kena macet
meski tidak terlalu panjang. Kodisi jalan yang ramai dan padat membuat susana
sedikit tidak bersahabat karena banyaknya kendaraan yang saling srobot jalan
tidak mau mengalah.
Setelah menempuh perjalanan yang lumayan melelahkan dan
sedikit emosi karena macet tadi, akhirnya tiba juga di salah satu lokasi wisata
Umbul Sungsang Pengging Boyolali. Pemandian mata air yang konon sudah ada sejak
jaman kerajaan. Cerita dari warga setempat dulunya pemandian ini untuk mendi
Raja-raja atau keluarga kerajaan.
Tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam, cukup biaya parkir
motor Rp 2.000,- dan biaya masuk kalok nggak salah sekitar Rp 4.000,- per orang.
Pasnya berapa kurang tahu karena saya cuma ngikut dan dibayarin, yang pasti per
orang nggak lebih dari Rp 10.000,- kita sudah bisa menikmati sejuknya mata air
dan kolam dengan arsitek kuno di padukan Grafiti hasil coretan anak-anak boomer
sekitar.
![]() |
| Kita Wisata Crew |
Pemandian di sini tidak terlalu ramai, hanya anak-anak warga
sekitar, dan beberapa wisatawan lokal saja. Entah faktor apa yang membuat
tempat ini tidak begitu ramai, mungkin karena PEMDA yang kurang peduli akan
potensi wisata di sini, tapi menurut saya pribadi tempat yang asik tu seperti
ini, tidak terlalu ramai jadi kita bisa puas menikmati lokasinya.
![]() |
| Remaja sekitar yang sedang asik berenang |
Tidak ada
batas waktu mandi disini, mau sebentar atau lama terserah anda, warga sekitar
sini juga menyewakan ban, jadi untuk yang tidak bisa berenang tetap bisa
menikmati sejuknya mata air di Umbul Sungsang ini. Di temani secangkir kopi
hangan dan beberapa gorengan membuat ekspektasi seperti berada di pool mewah,
nggak kalah sama Syahrini deh pokoknya. Hahahaha...
Untuk yang ingin berwisata ke Boyolali jangan lewatkan
lokasi wisata ini, tentunya kalian nggak akan nyeles. Tapi ingat jangan salah
niat, karena menurut warga yang saya tanyai tiap malah tertentu Umbul Sungsang
ini juga dijadikan tempat ritual “kumkuman” untuk orang-orang yang ingin
memperoleh jabatan, pamor, atau kekayaan. Sebagai generasi modern kalau pengen
sukses ya harus giat, tekun, dan bekerja keras. Bukannya begitu?
![]() |
| Bonus |





Tempat rekreasi yang murah meriah Umbul Sungsang Boyolali cocok buat ciblon ria dengan harga murah
BalasHapus